Hemat listrik lebih tepatnya hemat energi karena sumber energi listrik saat ini di Indonesia yang paling besar adalah dari minyak. Jadi tidak heran jika di beberapa tempat khususnya kota-kota yang sering kali kita tidak tahu di provinsi mana minyak (premium, pertamax, keduax O.o) menjadi langka.
Beberapa tahun ke belakang, pemerintah melalui PLN menerapkan program lampu hemat energi sebagai langkah untuk menghemat listrik. Bagaimana program ini bekerja? Kurang jelas juga pada akhirnya dan malah menimbulkan beberapa masalah baru atau lebih tepatnya kebiasaan baru yang saya telusuri di ruang lingkup khusus anak kostan sehingga sebenarnya penghematan listrik itu tidak pernah terealisasikan. Berikut kebiasaan-kebiasaan yang saya dapat dari anak kostan. Termasuk yang mana saja anda (sebagai anak kost)?
Kebiasaan 1: Tidak bisa tidur kalau lampu tidak menyala
Kebiasaan ini terjadi pada beberapa teman saya, diantaranya ada juga yang tidak nge-kost alias memang tinggal di Bandung. Dari kira-kira sepuluh orang yang saya tanya sebagai berikut “Kalau tidur lampu kamar kamu dimatiin atau dinyalain?” 7 orang diantaranya menjawab sudah biasa dinyalakan sewaktu tidur dan kalau tidak dinyalakan tidak bisa tidur (BIG HOAX). Dimana-mana gak bisa tidur itu kalau emang gak bisa tidur, bahkan orang yang minum kopi sekali pun masih bisa tidur.
Kebiasaan 2: Tidak bisa tidur kalau tidak berisik
Kebiasaan ini hampir sama dengan kebiasaan menyalakan lampu di waktu tidur. Jika sesuatu tidak dinyalakan sampai waktu bangun tiba maka tidak bisa tidur (BIG HOAX NOMOR 2). Karena justru jika ingin tidur dengan cepat maka harus dalam keadaan sunyi. Padahal kalau tidak benar-benar lelah anda baru tidak bisa tidur (atau sudah tidur sebelumnya). Terjadi apabila sesuatu seperti televisi, radio atau laptop dinyalakan sebagai sarana untuk membantu tidur “berisik” ini.
Kebiasaan 3: 17 22 Nyalakan semua peralatan
17 22 adalah program mematikan minimal 2 buah lampu untuk menghemat listrik. Nyatanya pada interval waktu inilah semua peralatan listrik digunakan. Berikut list daftar peralatan listrik yang dinyalakan beserta alasannya:
- Lampu: kalau gelap gak bisa liat apa-apa
- Komputer/ Laptop: buat dengerin musik atau lagi ngerjain tugas
- TV: nonton sesuatu atau sekedar menonton iklan
- Pemanas/pendingin air: Kalau lagi dingin enaknya minum teh manis atau kopi, kalau lagi panas enaknya bikin minuman dingin. Terkadang pemanas air menyala dengan sekedar alasan “siap-siap aja kalau butuh air panas”
- Rice Cooker: bikin nasi buat makan malam dan makan pagi besok.
- Charger HP: ...
Meninggalkan kamar kost padahal peralatan listrik masih menyala, seperti yang disebutkan pada kebiasaan 3. Dan lebih buruknya lagi ketika kembali ke kost (asumsi meninggalkan kamar kost cukup lama) peralatan ini masih dinyalakan seperti kebiasaan 3.
Contoh sederhana adalah teman saya yang berasumsi kalau lampu menyala maling tidak akan masuk (BIG HOAX NOMOR 3). Maling itu tahu kapan anda pergi dan kapan anda berada di kamar kost. Pada akhirnya teman saya ini setiap pergi pulang kampung selama beberapa hari, lampu kamarnya menyala.
Kebiasaan 5: Sering bilang “saya kan bayar”
Oke, saya tau anda bayar baik itu dari uang bulanan atau dari hasil keringat sendiri, tapi bukan itu masalahnya. Masalahnya jika tidak ada kesadaran kalau listrik di Indonesia masih dari pemakaian BBM (minyak bumi) maka pemikiran mematikan seperti ini yang benar-benar tidak menghemat energi itu sendiri dan berakhir pada kebiasaan 1 2 3 dan 4.
Kesimpulannya, apakah menghemat listrik begitu penting? Google saja mengapa demikian. Tidak perlu dijelaskan saja anda sudah dapat menebak apa alasannya. Tapi berharap semua kebiasaan ini tidak benar-benar terjadi pada anda. Sebelumnya saya memohon maaf apabila ada salah-salah kata dalam post kali ini.
Selamat berhemat kawan-kawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar