15/03/12

"Kalau tidak salah" yang berlebihan

Dibayangi oleh kata-kata “kalau tidak salah” sebagai seorang calon ilmuan, menjadi tidak ilmiah lagi ketika apa yang saya sampaikan menggunakan kata-kata tersebut. Apalagi jika ditambah kata ‘mungkin’ yang mengindikasikan bahwa saya belum yakin akan apa yang disampaikan.

“kalau tidak salah” memang menjadi benalu di dalam setiap presentasi yang saya sampaikan. Sebuah proyek ilmiah atau paling tidak dalam hal mempelajari sesuatu hal yang baru, “kalau tidak salah” adalah sebuah pergulatan kebenaran. Sifat manusia yang saya pegang yaitu sifat ragu adalah hal yang wajar. Namun penggunaanya yang berlebih membuat setiap yang saya kerjakan seakan tiada artinya.


“kalau tidak salah” adalah guyonan yang menyebalkan. Ketika saya mengungkapkan suatu hal diawali dengan “kalau tidak salah”, maka di belakang saya akan ada yang bergumam “kalau tidak salah ya benar!”. Menyebalkan, mengingat kata-kata itu mengaburkan pemahaman yang saya terima dalam setiap proses belajar.
Proses belajar tentu harus diiringin dengan kesalahan. Sehingga saya mengetahui dimana saya salah daripada saya tidak mengetahui kenapa saya benar. Salah adalah hal yang wajar, belajar dari kesalahan merupakan proses terpenting dari Tuhan untuk menunjukkan jalan yang terbaik. Jika kita sedang berada pada jalur yang salah, maka tiada yang lain selain Tuhan lah yang meluruskan kembali jalan itu.

“kalau tidak salah” memang suatu frasa yang berlebih. Kalau tidak yakin, perbaiki keyakinan itulah jawabannya. Kalau menginginkan suatu proses, sampaikan dan ketahui kebenarannya. Semoga kata ‘mungkin’ juga tidak menghantui saya. Karena keraguan yang berlebih membuat saya tidaklah layak berada pada bidang yang sedang saya tekuni, SAINS.

Keyakinan yang paling mendasar adalah keyakinan kepada Tuhan. Yakinlah kalau Tuhan yang akan membenarkan jika terdapat kesalahan karena sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar