19/10/09

Belajar Matematika dengan ‘guru’?

Maksud dari judul diatas adalah, jika belajar tapi tanpa guru akan sulit jadinya dengan disuguhi beberapa masalah yang harus dieselesaikan. Terutama jika masalah tersebut mengandung variabel yang tidak bisa diselesaikan dengan kalkulator tentunya.
Saya menemukan (walaupun sudah banyak yang tau/saya memang baru pertama kali mempublikasikannya/sekedar mengingatkan) sebuah ‘guru’ yang bermanfaat bagi aktivitas belajar anda (terutama yang kuliah (itu saya) atau sekolah (terutama SMP dan SMA)). Layaknya seorang guru yang mengajari murid-muridnya, ‘guru’ yang saya temukan ini malah menyuruh saya untuk: “Ketikkan soalnya kemudian biar ‘saya’ yang kerjakan langkah demi langkah agar kamu mengerti, kemudian buat soal sendiri kamu kerjakan sendiri dan ‘saya’ bimbing kamu sampai akhir!”
Aneh kan ada guru yang seperti itu di dunia ini? Padahal memang tidak di dunia ini, tetapi di Komputer! Bukan secara online, secara forum ataupun secara bimbel online (yang sekarang sedang marak) tetapi melalui sebuah program yang dedesain sedemikian rupa sehingga interface/tampilan dari program tersebut menyerupai sebuah meja belajar. Itulah ‘guru’ yang saya maksud.
Agar lebih tidak penasaran saya masukkan beberapa screenshot dari program yang bernama “BAGATRIX” ini:
1. Algebra / aljabar

17/10/09

Tes Unit itu gak segampang yang dikira

Suatu ketika, mata kuliah matematika fisika 1 di suatu universitas terkemuka di Indonesia khususnya di Bandung.
Bercerita tentang matematika, bukanlah hal yang sulit *maksudnya karena saya suka dengan matematika gitu* makanya saya ikuti dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya *rame pisah belajar matematika* makanya jadi pelajaran favorit. Saya belajar dengan semangat pada kala itu yang mata kuliahnya ternyata ada 4 sks (banyak amat). Saya ikuti setiap lembar demi lembar halaman textbook yang isinya matematika semua *tapi saya suka*.
Buku textbook kala itu Judulnya Kalkulus karangan seseorang yang saya kira adalah J. Purcell.
Saya sangat menyukai matematika sejak smp, nilai matematika saya paling berkualitas dibanding teman sekelas saya yang lainnya. Bahkan saya menjadi tutor bagi teman sekelas yang pusing soal matematika gitu.
Ternyata eh ternyata saya lupa akan sesuatu. Di mata kuliah tertulis Matematika tetapi kata kedua yang saya lihat adalah Fisika! Selama ini dibohongi oleh dua kata tersebut.
Memang saat mata kuliah matfis I yang saya ikuti belajar matematika semua *satu buku kalkulus J. Purcell jilid satu habis dilahap*. Pada waktu tes unit ke 1 (diferensial Integral) yang saya temui adalah, soal-soal pengembangan fisika yang ada Diferensial dan integralya. Dengan penuh keyakinan saya melepas soal-soal yang ada hubungannya dengan fisika (karena memang saya belum belajar akan hal itu) dan hanya mengerjakan soal-soal yang ada kalkulusnya. Celaka memang, dengan melihat aproksimasi nilai, yang saya kerjakan maksimal nilainya C. Parah pisan.
Pelajaran yang saya ambil:
1. Tetap belajar jangan berhenti berjuang karena saya ingat orang tua yang susah payah membiayai saya buat kuliah di Jurusan Fisika
2. Percayai kemampuan sendiri, saya bahkan melewatkan yang saya tidak yakin di soal tes unit tersebut
3. Kerjakan tugas, jangan sampai numpuk!
4. Baca Judul Mata Kuliah baik-baik jangan sampai salah kaprah
5. Tetap berdo'a pada Yang Maha Kuasa